Oleh: Nur Hafizah Mahasiswa PAI IAITF Dumai |
Tak bisa dipungkiri lagi, Sosial Distancing mendadak membuat keadaan berubah dibeberapa tempat, jamaah shalat ditangguhkan, shalat Jum’at ditiadakan, masker dan alat kesehatan kosong, berbagai isu dimana-mana, bahkan 90 % media sosial membahas tentang Covid-19.
Mengenai berita tentang tenaga medis yang tidak diterima dilingkungannya, ini semacam bentuk ketidakadilan bagi mereka. Tenaga medis sudah seperti mujahid kesehatan digaris terdepan bagi kita. Maka menjadi tugas kita untuk mendukung mereka, bukan mengucilkan. Terlebih lagi mengenai ditolaknya jenazah Covid-19 untuk dikuburkan di lingkungan. Bukankah sudah dikatakan oleh tenaga medis bahwa hal ini tidak akan berbahaya bagi masyarakat sekitar. Namun takut dan panik yang berlebihan itulah penyakit yang lebih berbahaya.
Perasaan panik yang berlebihan tidaklah baik, dan menyebarkan kepanikan lebih tidak baik lagi. Perlu ditekankan kembali bahwa Covid-19 tidak menular melalui udara. Untuk meredam kekhawatiran, kita bisa memperbanyak informasi dari beberapa situs-situs utama seperti WHO agar waspada, tepat dan tenang dalam menghadapi Covid-19.
Nah, dari sudut pandang lain lagi, dampak mewabahnya Covid-19 ini dapat menyebabkan sulit untuk menjalin silaturahim diantara sesama, seperti teman-taman, kerabat jauh, ataupun mereka yang tidak bisa berkumpul bersama keluarga terkasih karena melakukan kewajiban tertentu. Ya walaupun hal ini bisa diatasi dengan adanya sosial media yang memungkinkan untuk berinteraksi dari jarak jauh. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini akan terjadi, mengingat tentu ada sebagian kecil masyarakat yang tidak menggunakan media sosial, dan yang paling penting adalah karena ada yang namanya ranah kebersamaan yang tidak bisa digantikan melalui media sosial.
Namun kita berharap agar semua peristiwa ini segera berakhir, sehingga segala bentuk aktivitas akan berjalan seperti biasa dan tentunya hangatnya kebersamaan akan segera kita rasakan kembali.
***