Saat pertama mengikuti perkuliahan di Universitas Kebangsaa Malaysia pada awal tahun 2003 atau sekitar 20 tahun silam, tepatnya di Fakultas Sains Sosial dan Kemanusiaan ketika menyelesaikan program Master Of Philosopy Development Studies saya mendapat hidangan perkuliahan Sains Sosial yang diampu oleh seorang Prof ulung negeri Jiran Prof Dr. Samsul Amri. Materi kuliahnya saat itu menarik yakni seputar Revolusi Industri, Orientalisme, Imprialisme & Kolonialisme dan Negara Bangsa. Namun sebelum masuk kepada materi itu beliau mengantarkankan pada pengenalan konsep paradigma ilmu yang dibedakannya dengan agama. Serta seputar pengenalan Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi.
Dalam konteks paradigma pengetahuan dan agama beliau menegaskan, pengetahuan menemukan kenyataan yang ditunjang oleh rasionalitas dan empiris sehingga kenyataan rasional dan empiris itulah yang dinyatakanndengan kebenaran. Sementara agama membawa berita kebenaran dari sang pemilik kebenaran itu yakni Tuhan. Sehingga agama memerlukan keyakinan dan pengetahuan memerlukan rasionalitas empiris.
Sebenarnya ada tiga pengetahuan bila dibedakan dari sisi ontologi Epistimologi dan Aksiologi. Prof Dr. Ahmad Tafsir, membedakannya dengan pengetahuan Sains, filsafat dan Mistik. Ketiga pengetahuan ini adalah pengetahuan yang diusahakan sehingga bersifat disiplin. Ketiganya memiliki perbedaan baik pada sisi Ontologi, atau hakikat pengetahuannya, Epistimologi sistem-sistem yang ada pada pengetahuan itu maupun aksiologi kemanfaatan atau value dari pengetahuan tersebut.
Ontologi biasanya mengambarkan ruang lingkupndari pengetahuan, yang membatasi pengetahuan satu dengan lainnya, ontologi sains adalah rasional (masuk akal) dan empiris (mampu ditangkap oleh panca indra). Sementara ontologi filsafat mencakup ruang rasional dan logis dan tidak perlu terbatas pada kenyataan empiris. Sedangkan mistik memiliki ontologi empiris atau nyata namun tidak rasional.
Epistimologi pula merupakan sistem yang bekerja pada pengetahuan itu sehingga menjamin pengetahuan tersebut berreproduksi. Epistimologi berawal dari objek dan metodologi. Sehingga epistimologi sains mengambil objek empiris, dengan metodologi yang bersifat positifis dengan menghubungkan teori dan kenyataan. Sementara itu epistimologi filsafat adalah menyangkut objek rasional tentang ada dan mungkin ada (metafizik) sementara metodenya adalah logika. Sedangkan epistimologi Mistik mengambil objek sesuatu yang nyata namun tidak masuk akal (irasional), dengan metodenya latihan (riadah).
Dalam pada itu, aksiologi yang membahas kemanfaatan (value) sehingga pengetahuan berkonstribusi dalam kehidupan. Aksiologi Sains biasanya berawal dari upaya sains menjelaskan (eksplanatori), sehingga setiap realita yang ada mampu dijelaskan. selanjutnya sains juga akan melakukan peramalan (ekspektasi) atas fenomena tersebut sehingga memberikan proyeksi masa depan akan fenomena itu. selanjutnya sain akan melakukan pengendalian (controling), sehingga fenomena yang ada dapat dikendalikan dampak buruknya dan juga dimaksimalkan dampak positifnya untuk kehidupan.
****
Kalau di dalam kaidah Islam
BalasHapusOntologi adalah Akidah
Epistimologi adalah syariat
Dan aksiologi adalah Akhlak ..
Apakah begitu pak ?
Baca tulisan Bpk berikutnya ya https://www.sahabatriau.com/2023/11/islam-filsafat-pengetahuan.html
HapusPak di paragraf terakhir paling bawah tentang pengendalian controling sehingga fenomena yang dapat dikendalikan dampak buruk nya dan dapat dimaksimalkan dampak positif nya untuk kehidupan kita, klau boleh tau seperti apa ya pak contoh dari dampak positif dan dampak buruk nya? Sekian terimakasih pak🙏
BalasHapusEspektasi pengetahuan akan satu objek bisa saja bernilai baik dan buruk jika baik positif maka dimaksimalkan sebagai contoh pemberian pupuk pada tumbuhan akan berdampak pada pertumbuhan maka dimanfaatkan, namun efek kimia pada makanan berdampak buruk pada kesehatan tubuh harus ditekan dan dikawal...
HapusProf yang hebat melahirkan doktor yang hebat..
BalasHapusDoktor yang hebat insyaallah menurunkan ke ilmuwan nya ke mahasiswa tentu menjadi hebat pula, aamiin 🤲
Amin....
HapusMasyaAllah, bangga dan bersyukur punya Guru" yang berilmu dan berwawasan luas, semoga saya juga bisa seperti beliau aminn ya rabbb
BalasHapusSemoga bermangaat
HapusMasyaallah...Enak sekali membaca tulisan tulisan bapak,seperti mengalir saja membaca nya, tidak membuat jenuh. Semangat dan sehat selalu bapak hebat kami, bapak Dr. H. M. Rizal Akbar, M. Phili,🤗
BalasHapusAyo kita tingkatkan kemampuan literasi akademik Dewi... Sukses
HapusMasyaAllah, dengan tulisan yang bagus seperti ini mampu membuat saya memahami beberapa hal yg sebelumnya tidak saya pahami, semoga saya juga bisa seperti beliau aminn ya rabbb
BalasHapusJalan jalan ke Papua, pulang-pulang bawa ikan gabus
BalasHapusBapak Dr. H. M Rizal Akbar, M. Phil Ketua Yayasan kita, sungguh bahasanya sangatlah bagus.
Semoga bisa menular ke saya✨, Aamiin, hehe
Amin... Semoga surya menjadi yg terbaik
HapusDari pelajaran Filsafat membantu saya memahami bahwa segala sesuatu tidak selalu seperti yang terlihat. Mudah-mudahan dari tulisan Bapak tersebut dapat memberikan banyak manfaat dan ilmu bagi para pembaca, Aamiin...
BalasHapusKalau empiris tanpa rasional bukan pengetahuan sains bisa saja mistik, tapi ketika rasional dan juga nyata maka itulah pengetahuan sains. Itu adalah penjelasan yang saya dapat dari yang bapak pernah sampaikan. Terimakasih pak atas ilmunya
BalasHapusAlhamdulillah setelah saya membaca dan memahami apa yang di tulis oleh bapak ketua yayasan kita sekaligus doktor terbaik, sedikit banyak nya yang di tuliskan oleh bapak, saya memahami tentang paradigma pengetahuan karna apa yang di sampaikan oleh bapak sangat terstruktur apalgi tentang penyampaian seputar pengenalan Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi. Tulisan yang bagus tentu tak terlepas dari penjelasan yang bagus dari bapak. Dan saya sangat menyukai itu, sukses terus untuk bapak.
BalasHapusAlhamdulilah dengan membaca artikel bapak yang sederhana bisa memahami tentang cabang ilmu yang terdiri dari ontologi dan aksiologi serta hakikatnya nya dari masing masing namun yang saya ingin tanya jika aksiologi membahasa tentang kemanfaatan maka mistik mengandung kemanfaatan seperti kepercayaan orang dan cara orang mengambil keputusan apa kah ketika mengambil keputusan yang tidak empiris dari epistimologi mistik ini adalah manfaat dari aksiologi tau aksiologi juga terbagi menjadi banyak hal?
BalasHapus