Oleh : Dr. H. M. Rizal Akbar, M. Phil
Pada Semester ganjil biasanya saya mengampu dua mata kuliah yang agak memeras fikiran yang saling memiliki keterhubungan, yakni "Filsafat Ilmu dan Logika" serta matkul "Metodologi Penelitian. Kedua Matkul pada tingkatan yang berbeda. Filsafat Ilmu dan Logika di Semester 3 dan Metodologi Penelitian di Semester 5.
Filsafat Ilmu dan Logika mengantarkan mahasiswa pada keteraturan dalam berfikir serta mampu membedakan pengetahuan Filsafat, Sains dan Mistis. Sementara Metodologo penelitian mengantarkan mahasiswa kefahaman dan kemapuan untuk melaksankan penelitian.
Kedua matkul sesungguhnya dikonstruksikan oleh kebenaran rasional yang juga disebut logis dengan logika sebagai pengetahuan dan alat ukurnya. Logika sains sosial merupakan bagian dari rumpun besar ilmu logika yang menghantarkan kepada epistimologi dan metodologi penelitian sains sosial.
Walter L. Wallance (1990) mengambarkan siklus logika sains sosial tersebut sebagaimana gambar dibawah ini :
Dari diagram diatas, mempartisi logika sains sosial itu dalam metode kualitatif disebalah kiri dan metode kuntitatif disebelah kanan. Logika itu berawal dari teori maka melalui proses deduksi maka dirumuskan hipotesis. Artinya kebenaran teori yang bersifat umum itu dijadikan sandaran dalam melihat fenomena khusus yang sedang diamati, yang dinyatakan dengan prnyataan kausalitas yang menghubungkan satu objek dengan objek lainnya.
Peoses berikutnya adalah melaksankan observasi yang dilakukan dengan menggunakan instrumen berdasarkan oprasional dari objek yang diamati. Instrumen yang keluar dari konsep oprasional masing-masing objek atau variabel yang diamati teruraikan dalam bentuk dimensi dan indikator. Hadirnya indikator akan menunjuk kepada jenis instrumen yang digunakan, boleh jadi angket, tes, daftar observasi dan atau alat ukur lainnya.
Hasil pengamatan atau observasi dilakukan proses skala dan pengukuran atau dengan kata lain analisis data dilakukan sehingga dari proses ini membawakan kepada generalisasi kesimpulan kenyataan empiris yang diamati. Dan generalisasi empiris itu pada akhirnya melalui penalaran induksi terangkat menjadi teori. ***
Filsafat dan metodologi penelitian sangat berati bagi saya, Filsafat mengajar kan saya untuk bisa berfikir dengan baik, membedakan mana yang Sains, Filsafat maupun mistik, dan bisa melatih daya tangkap bagi saya. Sedangkan Metodologi Penelitian sangat penting bagi kita semua dalam mempelajari nya dengan serius, karena belajar Metodologi Penelitian mengajari kita tentang bagaimana cara kita mencari suatu permasalahan yang hangat yang harus kita lakukan penelitian dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah tersebut supaya negara kita aman dan kurangnya dari permasalahan yang sering terjadi karena sesuatu yang terjadi dilingkungan keluarga, dan masyarakat, seperti contoh mengenai perceraian yang terjadi antara suami istri, dan lain lain
BalasHapus